Menjadi tua itu pasti. Menjadi sehat itu pilihan. Ya kan ya kan…😁
Berhubung umur sudah di kepala tiga, maka health screening menjadi wajib deh dan lebih sering kalanya. Terutama untuk kita-kita yang makan ga pake mikir, duh… khawatir.
Kebetulan, bulan ini, si mama harus cek ke dokter di Penang. Yasudahlah, sambil menemani, saya daftar untuk general checkup dan konsultasi ke obgyn di hospital Lam Wah Ee.
Hari pertama, kami tiba di Penang sekitar pukul 1 siang. Langsung menuju RS dengan jasa jemputan RS, gratis. Sebaiknya memang kabarin RS deh kalau akan berobat kesini, bisa via email atau telepon. Selain hemat ongkos transportasi, menghindari nyasar juga kan.
Tiba di RS, langsung daftar ke klinik dokter. Mama ke dokter bedah, saya ke obgyn. Pilihan ke obgyn dulu, menimbang hari sudah siang dan registrasi untuk check up sudah tutup. Saya pun dalam keadaan belum puasa. Jadi, sambil ke obgyn, saya registrasi online untuk health screening besok.
Hari Senin itu ternyata peak day di RS. Meski antrian di registrasi tidak terlalu panjang, tapi antrian di klinik ampuuunn dah, bikin lemes. Kita sempet makan siang dulu di cafeteria hospital, shalat dhuhur dan ashar dulu, tapi masih belum dapat giliran 😂😂. Si mama bisa ketemu dokter sore itu juga. Saya? Jam 9 malam aja ketemu nya!! 😥😥. Udah sempat cari penginapan dulu setelah mama selesai, makan malam, baru balik lagi. Antrian saya nomor 58, daaann disana masih ada yang nomor 65 sodara. Ckckck…itu dokter tidur ga sih? Saya pilih dr. Lau Soon Yen karena hanya dia yang available hari itu, hehe. Untungnya oke sih orangnya.
Hasil dari obgyn, alhamdulillah, sehat. Tindakan untuk saya hanya tensi darah, cek berat badan, dan pelvic ultrasound. Rahim clear, telur-telur juga baik, lingkungan rahim bagus. Hanya tidak dapat dipastikan kondisi saluran rahim, apakah ada yang tersumbat atau tidak, karena tesnya (tes HSG) harus dilakukan setelah saya menstruasi tapi sebelum ovulasi. Sedangkan waktu itu, saya sudah mulai ovulasi 1-2 hari (duh, padahal pas banget ya buat bikin anak nih, haha). Anyway, so far so good lah. Saya memang ingin memastikan bahwa saya sehat karena belum hamil juga selama periode 2 tahun ini. Sudah 3,5 tahun sejak kelahiran anak saya (asumsinya setahun pertama bayi, saya belum subur karena menyusui intensif). Kami pun tidak pakai alat kontrasepsi apa pun. Meski belum berencana request program khusus untuk hamil, kami ingin pastikan saja bahwa kami baik-baik saja. Suami memang belum ikutan periksa, tapi segera lah. Oya, untuk referensi, biaya yang saya keluarkan untuk pemeriksaan ini RM 149 sudah termasuk biaya registrasi dan ultrasound.
Pulang ke penginapan, makan lagi…haha, kan mau puasa buat besok. Trus tidur. Kami menginap di flat dekat RS, kira-kira 300 meter. Jadi, tidak pusing cari taxi atau bis untuk mobilitas. Harga penginapan di sekitar RS cukup terjangkau, mulai RM 40 jika bersedia sharing kamar mandi hingga RM 65-70 untuk yang lebih privat. Hotel juga ada yang dekat, saya cek Hotel Pingsa punya rate RM 95/malam.
Hari kedua, mama masih harus CT scan dan lainnya. Saya nongkrong di health screening department. Pagi sampai siang itu full tes macam-macam, dari pipis, diambil darah, chest xray, ECG, periksa kondisi fisik, abdominal ultrasound, sampai timbang berat badan (lagi), cek tensi darah, tinggi badan, dll. Saya pilih paket screening yang essential. Ini paket yang moderate dibanding basic dan enhanced. Saya merasa belum perlu stress test gitu ya, jadi ambil yang tengah saja. Harga paket ini RM 446 sudah termasuk biaya registrasi.
Siang, pukul 2.30pm, dijadwalkan result keluar dan konsultasi ke dokternya. Kebetulan saya nerusin puasa sekalian hari itu, jadi siang saya menemani mama saja.
Yak, dari jadwal jam 2.30pm, ayo tebak jam berapa saya ketemu dokter?
Jam 4.20pm!! Kzl… Haha. Mana hp mati dan ga bawa bacaan. Mati gaya dah.
Yang saya ga suka dari RS ini adalah ngaretnya bisa warbiayasak gini. Lain-lain sih cukup puas, meski beberapa perawat dan ECG operatornya cukup kejam, haha. Iya, masa pas saya ECG, dese main asal cabut itu tempelan yang kayak handiplast, yang untuk di tempelin kabel-kabel. Berbulu woy… Sakit kaliii.
Results: alhamdulillah, sehat. Semua normal, kecuali berat badan dan kolesterol tinggi. Kalau sudah ketawan kolesterol tinggi, baru menyesal dan jaga asupan makanan 😂. Semoga belum terlambat ya. Dianjurkan untuk menghindari makanan berlemak dan daging merah. Trus olahraga teratur. Oke lah dok. Olahraga sih saya lumayan rutin ya. Seminggu lari 3x minimal 3km dan rutin workout pake aplikasi 30 days workout challenge selama 7-10menit, hehe. Makanan sih yang susah dijaga nih. Berat badan saya harusnya turun lagi sekitar 4 kilo untuk mengejar range BMI ideal.
Selesai urusan cek ricek badan, kami pulang ke penginapan. Istirahat. Besoknya pulang 😁. Doakan kami sehat selalu ya. Semoga yang mendoakan juga diberi berkah serupa. Amin.